Saya kenal Google AdSense secara gak sengaja Agustus tahun lalu. Waktu nyari lowongan di koran ada iklan menarik yang kurang-lebih bunyinya begini, “kerja part time dari rumah, bukan MLM bukan reseller, komisi US, resmi.” Saya yang sedikit banyak paham masalah internet marketing langsung penasaran. Situs yang diiklankan itupun langsung saya buka dan itulah pertama kalinya saya mengenal AdSense. Tidak membuang waktu lama, saya segera belajar membuat blog dan mendaftar. Waktu itu yang ada di benak saya hanyalah gimana caranya cepet dapet cek biarpun cuma pas-pasan US$ 100. Saya sudah punya pikiran kalo semakin banyak web akan semakin bagus. Misal satu blog earningnya US$0,05 saja, kalau ada 10 blog berarti per hari jadi US$ 0,5. Maka sayapun membuat 3 blog sekaligus dalam sehari.

Dasar pemula, saya waktu itu gak ngerti masalah optimalisasi mesin pencari atau istilah kerennya SEO. Walhasil ketiga blog saya traffic-nya menyedihkan sekali. Dalam 2 bulan pertama angkanya gak beranjak dari 50. Angka 50 itupun diperoleh karena tiap 3 kali seminggu saya update dan bolak-balik melakukan preview. Bisa dibayangkan berapa earning AdSense kalau blognya saja lelet kaya gitu. 3 bulan pertama bersama AdSense saya cuma dapet kurang dari US$ 2.

Frustasi? Jelas! Kalau pakai hitung-hitungan kasar, sekali ngenet paling tidak saya butuh dana Rp 5-10 ribu tergantung yang dikerjakan apa. Kalau update ya 5ribu (harga paket 2 jam), tapi kalau membangun blog baru lagi bakal lebih lama. Nah, seminggu 3 kali ngenet berarti total sebulan Rp 100-150ribu. Idealnya, earning yang harus saya dapat minimal US$ 20/bulan biar balik modal. Kenyataan justru terjadi sebaliknya. Maka sayapun coba-coba ‘ngakali’ Mr. Google dan klak-klik iklan sendiri. Sukses! Sehari saya bisa dapet min US$ 2 karena saya pake search engine dan masukkan keyword-keyword mahal seperti tur dan kesehatan. Tapi gak sampe sebulan kemudian surat peringatanpun datang. Dasar gak rejeki, waktu surat itu datang saya pas lagi gak mood ke warnet, jadi tahunya baru 3-4 hari kemudian alias sudah kadaluwarsa. Tamat deh.

Jujur, sekarang saya daftar lagi pake nama pasangan saya. Menyadari kebodohan di masa lalu, satu tekad dalam hati saya bahwa yang sekali ini tidak hanya ganti nama saja, tapi cara kerja juga akan diperbaiki. Saya tak segan-segan menghapus blog yang sekiranya melanggar etika, DMCA atau TOS-nya Google AdSense, meskipun blog itu sudah menuju ke arah well-established. Dan, sesuai dengan judul postingan ini, saya juga menetapkan target demi target bersama AdSense. Karena saya yakin tak ada yang akan saya peroleh tanpa merencanakan target jelas.

Bermain di Google AdSense (termasuk program-program lain) tak ubahnya dengan berbisnis. Artinya, mau tidak mau kita harus keluar modal sebagai investasi di awal. Modal? Berarti harus banyak uang dong? Tidak juga. Investasi dapat berbentuk apa saja selain uang. Tapi memang tak dapat dipungkiri kalau modal uang juga perlu, terkecuali Anda sudah punya laptop sehingga bebas ber-Wi-Fi ria di hot spot. Ada banyak jalan mengatasi keterbatasan, apalagi kalau Anda tinggal di kota seperti Jogja. Misalkan mau bangun sebelum subuh, dengan hanya bermodalkan Rp 5ribu saja Anda sudah dapat ngenet paling tidak 2 jam. Jangan anggap sepele dan berpikiran kalau memperoleh uang di Google AdSense ini mudah. Tidak sama sekali. Anda tetap harus kerja keras di awal dan meninggalkan ‘zona nyaman’ Anda untuk beberapa waktu sebelum akhirnya menerima kiriman cek rutin dari Mountain View.
Nah, supaya kerjanya terarah, sangat dianjurkan untuk membuat target-target yang ingin dicapai. Kenapa? Karena target alias impian boleh disamakan sebagai tujuan dari perjalanan. Bayangkan Anda berjalan tanpa arah tujuan, apa yang didapat? Dengan memiliki target, langkah Anda akan lebih terarah. Taruhlah Anda mempunyai impian dapat US$ 1000/bulan, ini kita sebut impian utama atau target jangka panjang. Yang harus Anda lakukan kemudian adalah memecah impian tersebut menjadi impian-impian kecil alias target-target jangka pendek. Bulan pertama membangun 5 web misalnya, atau earning bulan pertama minimal US$ 25. Kembali pecah-pecah target tersebut menjadi lebih kecil lagi, target mingguan dan akhirnya target harian seperti mengirim satu posting untuk tiap blog per hari atau earning harian minimal US$ 0,5. Kenapa harus dipecah menjadi target-target jangka pendek? Manfaatnya adalah untuk meringankan tenaga dan pikiran. Bayangkan kalau setiap hari Anda sibuk memikirkan bagaimana caranya memperoleh US$ 1000. Yang ada kemudian frustasi. Bukannya tidak mungkin mencapai angka US$ 1000/bulan, tapi ini membutuhkan proses. Dengan memecahnya ke dalam target-target yang lebih kecil, ini akan berdampak positif pada moril Anda. 1 posting atau US$ 0,5 sehari tentu lebih ringan kan? Bila ini sudah tercapai, tingkatkan menjadi 2 posting atau US$ 1 per hari, begitu seterusnya sampai angka US$ 1000 akhirnya tercapai. Karena itu, rencanakanlah sebuah target. Terserah apa yang Anda targetkan, tapi yang jelas Anda HARUS membuat target kalau ingin rutin memperoleh cek.